Women and Gender Issues
Sudan Crisis: In-depth Gender Assessment Report
This Gender Assessment aims to provide an in-depth gender analysis. It provides data that is sex and age disaggregated to understand the gender-differentiated needs priorities coping strategies risks insecurities and vulnerabilities of the conflict considering different gender roles and responsibilities as well as the intersectionality factors to inform an equitable and effective humanitarian response and give recommendations for gender-sensitive humanitarian programmes that promote justice and equality to women men girls and boys of all ages statuses and vulnerabilities.
Executive summary
As the conflict between the Sudanese Armed Forces (SAF) and the Rapid Support Forces (RSF) continues civilian displacement and humanitarian needs steadily increase. About 4.8 million people have been displaced inside and outside the country due to the conflict that erupted on 15 April. More than 3.8 million people have been displaced internally. People have been displaced across all 18 states. Most are in River Nile East Darfur Northern South Darfur Sennar and White Nile states. 72.3 per cent of internally displaced people (IDPs) are originally from Khartoum. In addition about 963000 people have crossed the border into neighbouring countries the Central African Republic (18545) Chad (418126) Egypt (317230) Ethiopia (35623) and South Sudan (260653).
Conflict context and impact
Gender equality framework
Peta jalan pemberdayaan ekonomi perempuan dan kewirausahaan perempuan di indonesia melalui perdagangan: Rekomendasi kebijakans
Bagian ini memberikan rekomendasi kebijakan untuk menjadikan kebijakan perdagangan responsif gender di Indonesia baik secara langsung melalui kebijakan perdagangan itu sendiri maupun secara tidak langsung melalui kebijakan dalam negeri yang mendukung. Pembahasan yang disajikan pada bagian ini didasarkan pada temuan pada bagian sebelumnya dan tinjauan terhadap kebijakan yang ada di Indonesia dan negaranegara tetangga. Kebijakan perdagangan dapat berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi perempuan dan mendukung kewirausahaan perempuan dalam beberapa cara. Salah satu caranya adalah dengan secara eksplisit memasukkan pertimbangan gender ke dalam teks perjanjian perdagangan. Hal ini telah menjadi strategi yang populer sejak tahun 2016. Namun mengarusutamakan gender dalam kebijakan perdagangan saja tidak cukup. Untuk memastikan perempuan memperoleh manfaat penuh dari perdagangan penting untuk mengurangi hambatan dalam mengakses perdagangan dan peluang kewirausahaan. Mempermudah akses terhadap peluang perdagangan memerlukan perubahan dalam kebijakan dan program dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan perdagangan tidak dapat menyelesaikan semua permasalahan terkait gender dengan sendirinya; hal ini perlu disertai dengan langkahlangkah yang memadai di bidang kebijakan dalam negeri yang relevan. Hal ini pula yang menyebabkan ketentuan gender dalam perjanjian perdagangan sering kali menguraikan ketentuan-ketentuan dalam kebijakan dalam negeri.
Pendahuluan
Dengan jumlah penduduk sebesar 275.8 juta jiwa pada tahun 2022 Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah China India dan Amerika Serikat. Negara ini juga merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke-16 di dunia dan anggota Kelompok 20 (G20). Indonesia adalah kelompok pulau terbesar di dunia dengan 17001 pulau. Serupa dengan kebanyakan negara Asia etnisitas berperan penting dalam masyarakat Indonesia. Terdapat 1340 kelompok etnis yang diakui dengan kelompok etnis utama adalah Jawa (40 persen populasi) Sunda (15.5 persen) Melayu (3.7 persen) Batak (3.6 persen) dan Madura (3 persen).
Profil sosial ekonomi dan gender indonesia
Pada tahun 2022 Indonesia memiliki PDB sekitar USD1.317 triliun PDB per kapita sekitar USD4780 dan pertumbuhan PDB tahunan sebesar 5.4 persen. Ketimpangan pendapatan yang diukur dengan koefisien Gini lebih tinggi di wilayah perkotaan (0.40) dibandingkan di wilayah pedesaan (0.31) dan tingkat kemiskinan relatif adalah 10.2 persen dengan perempuan memiliki prevalensi kemiskinan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Pada tahun 2021 Indonesia menduduki peringkat 114 dalam Indeks Pembangunan Manusia dan peringkat 110 dalam Indeks Ketimpangan Gender dari 192 negara (UNDP 2022).
Struktur perdagangan indonesia
Bagian ini menyajikan gambaran umum struktur perdagangan di Indonesia sehubungan dengan kelompok produk dan mitra dagang. Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar USD54.5 miliar pada tahun 2022 (tabel 2) dan terutama mengekspor bahan bakar mineral pelumas dan bahan terkait khususnya batu bara dan gas serta barang-barang manufaktur seperti garmen dan sepatu olahraga. Diikuti oleh ekspor minyak hewani dan nabati khususnya ekspor minyak sawit mesin dan alat angkut seperti kendaraan bermotor roda empat dan peralatan listrik serta aneka barang manufaktur.
Perempuan pengusaha dan pekerja di perdagangan internasional: Studi kasus terpilih
Beberapa studi telah mendokumentasikan dampak positif liberalisasi perdagangan terhadap kesetaraan gender di Indonesia. Misalnya saja di daerah-daerah yang lebih rentan terhadap penurunan tarif masukan impor terdapat dampak positif terhadap partisipasi perempuan dalam pekerjaan berbayar dan dampak negatif terhadap tingkat partisipasi mereka dalam pekerjaan rumah tangga. Dampak ketenagakerjaan ini mencerminkan peralihan nyata perempuan dari pekerjaan rumah tangga ke pekerjaan pasar bukan hanya bekerja beberapa jam sambil tetap menjadikan pekerjaan rumah tangga sebagai aktivitas utama mereka. Hal ini juga tampaknya disebabkan oleh perluasan sektor-sektor yang padat karya perempuan menyusul pemotongan tarif masukan dan pengurangan segregasi gender sektoral di kalangan pekerja berketerampilan rendah. Pengurangan tarif keluaran dan peningkatan kompetisi asing mempunyai dampak yang lemah terhadap pola ketenagakerjaan laki-laki dan perempuan. Penurunan angka kesuburan dan penundaan pernikahan merupakan dampak positif gender lainnya dari liberalisasi perdagangan di Indonesia (Kis-Katos et al. 2018a).
Ucapan terima kasih
Kajian ini merupakan hasil kolaborasi antara Program Perdagangan Gender dan Pembangunan UNCTAD dan Bank Pembangunan Asia (ADB) di bawah proyek “Mempromosikan Agenda Kesetaraan Gender Transformatif di Asia dan Pasifik: Memajukan Kebijakan Perdagangan yang Responsif Gender di Republik Indonesia”.
Perdagangan dan kewirausahaan di Indonesia dari perspektif gender dan pembangunan
This study which focuses on trade and gender linkages and their impact on women’s entrepreneurship in Indonesia forms part of UNCTAD’s teaching material on trade and gender. The aim of this capacity-building initiative is to promote the capacity of policymakers civil society organizations academics and other stakeholders to examine the interaction between trade and gender and develop gender-responsive policies. Section 2 of the report gives an overview of socioeconomic and gender profiles and section 3 presents the trade structure of Indonesia. Section 4 examines the impact of Indonesia’s trade flows and trade policy on women’s economic empowerment and entrepreneurship with a focus on selected case studies from each broad economic sector namely the oil palm sector from agriculture the wearing apparel and furniture sectors from industry and the tourism wellness creative economy and banking sectors from services. These sectors are either major exporters or key sectors of the domestic economy in which women are concentrated and they are all priority sectors for the government. Section 4 also discusses women entrepreneurs in e-commerce as an emerging area of interest for trade and female entrepreneurship. Section 5 delves into trade policy. It analyses the gender and trade nexus in Indonesia international good practices and country examples of economies similar to Indonesia. On that basis the section proposes a roadmap to use trade and related policies to support women’s economic empowerment and entrepreneurship. Section 6 summarizes the main findings of the report and presents a policy implementation framework.
Kesimpulan dan kerangka implementasi peta jalan
Laporan ini mengkaji hubungan perdagangan dan gender di Indonesia berdasarkan survei studi yang ada dan data sekunder. Setelah mengkaji profil sosio-ekonomi gender dan perdagangan studi ini mengkaji implikasi gender dari perdagangan terhadap pengusaha perempuan melalui kasus-kasus sektoral yaitu sektor kelapa sawit dari sektor pertanian sektor pakaian jadi dan furnitur dari industri serta sektor pariwisata ekonomi kreatif wellness dan sektor perbankan dari jasa. Semua sektor tersebut merupakan sektor-sektor utama yang penting bagi ekspor atau kegiatan ekonomi secara keseluruhan dan juga penting bagi lapangan kerja perempuan. Sektor e-commerce juga dianalisis sebagai sektor yang memiliki potensi besar bagi pengusaha perempuan di negara ini.
Women in Trade: New Data and New Insights
This report provides policymakers with recommendations on how to build the resilience of women-led businesses in the long term. This includes policy actions to improve the competitiveness of women-led businesses address the barriers they face when participating in trade and make the policy environment more gender-responsive.